Agar Naik Kelasmu Tak Sekedar Give Away

Sumber: https://materibelajar.co.id/

 Banyak yang bilang di masa pandemi ini naik kelas cuma give away. Alasannya sederhana, masuk saja tidak pernah eh tiba-tiba kog sudah naik kelas? Buat kamu yang tersudutkan oleh kalimat itu, coba tepuk dadamu lalu bilang: Aku hebat karena telah sanggup melewati hari-hari yang penat belajar di rumah.  Kamu pantas mendapat apresiasi!

Belajar di rumah tidak secuma-cuma itu, tentu ada banyak tantangan yang tidak banyak orang tahu. Apalagi buat kamu pelajar yang punya semangat tinggi, betapa rindunya dengan bangku sekolah? Brainstorming dengan guru atau teman, mengikuti beragam ekskul dan event sekolah, ikut perlombaan, atau sekedar ngobrol santai di bawah pohon sambil jajan di jam istirahat. Semua tentang sekolah yang terlihat membosankan dan dibenci bisa terlihat manis dalam bingkai kenangan masa lalu sebelum pandemi. Larimu yang tergopoh-gopoh mengerjar waktu masuk, mendapat hukuman saat upacara karena atribut tak lengkap atau sekedar yang pingsan di UKS, sorak sorai keriuhan kelas atau malah kamu bisa rindu dengan suara guru paling killer, sensasi berdebar maju ke depan kelas atau kaget dibentak guru saat kamu tidur ngiler.

Sekolah memang keren, ia tempat amat menyenangkan dalam beragam versi. Kalau sekolah membuatmu lelah dan kadang menjadi amarah, itu karena untuk menjadi manusia yang bertumbuh dan mendewasa harus ditempa pikiran, emosi, dan spiritualnya. Lebih dari setahun fungsi sekolah mungkin tidak seoptimal biasanya, kenaikan kelasmu yang seharusnya ditandai dengan meningkatnya ilmu, skill, dan perubahan karaktermu bisa terkesan abu-abu. Jangankan perayaan kelas baru dan teman baru, bahkan suasana baru pun belum tentu akan kamu dapatkan segera.

Nah, agar kamu tetap terarah meski tidak masuk sekolah, Bu Senja akan membagikan tips agar Naik Kelasmu tahun ini jadi lebih bermakna. Apa saja itu? Mari kita simak:

1.    Pahami Posisi Diri

Tidak ada yang paling berpangaruh pada hidupmu selain dirimu sendiri. Ini adalah fakta tidak terbantahkan yang kemudian bermanifestasi pada nasib ada ditanganmu. Sampai soal ini Allah pun berfirman bahwa Ia tidak akan sekali-kali mengubah nasib kita jika kita enggan berubah. Oleh karenanya, pahami posisi dirimu, siapa kamu dan mengapa kamu perlu belajar. Temukan suatu titik yang membawamu pada suatu pemahaman bahwa Allah sangat menghargai hidupmu dan kau pun seharusnya begitu. Jangan menjadi jahat pada dirimu dengan menjadi pemalas lalu dengan mudah kau cap dirimu orang rata-rata, orang biasa, atau bahkan orang bodoh.

Coba renungkan, kau lahir ke bumi ini setelah pertaruhan nyawa! Daun yang jatuh saja sudah ada hitungannya di mata Allah, mana mungkin kau lahir hanya sekedar penggenap isi bumi apalagi sekedar basa-basi. Kau pasti lahir karena sebuah misi! Tugasmu saat ini sembari mencari jati diri adalah menemukan misi, tentukan misimu agar kau punya mimpi. Mimpi-mimpimulah yang akan menggerakkan sendi-sendi di tubuhmu agar mampu berlari.

Duh, dari naik kelas kog obrolannya tiba-tiba jauh banget sih Bu Senja? Hehehe bukan maksud melarikan diri dari topik, hanya mengingatkan hal-hal mendasar, sebab perubahan seharusnya tidak datang tiap pergantian tahun, namun setiap harinya, dan untuk terus menjadi lebih baik kamu harus cukup bahan bakar. Sumber bahan bakar itu tidak lain adalah kuatnya tekadmu!

 

2.    Buat Target Transformasi

Mimpi tanpa langkah pasti hanya akan menghilang ditelan waktu. Coba tahun ini kamu buat paling tidak satu atau dua hal yang ingin kamu rubah atau transformasikan. Sederhananya, jika biasanya kamu hanya membaca ala kadarnya, coba di kelas yang baru ini kamu buat target missal satu buku satu bulan. Berusahalah konsisten!

Bagaimana kalau permasalahannya adalah tidak konsisten saat proses transfomasi? Memang sudah watak kalau manusia konsisten untuk tidak konsisten bukan? Kehidupan kita seperti gelombang. Namun yang menjadi pembeda orang yang bertekad, konsisten untuk tidak menyerah. Sesuatu yang kamu usahakan dengan penuh kegigihan akan memberi bekas tersendiri dalam hidupmu. Mulai sekarang, coba pikirkan transformasi apa yang ingin kamu lakukan dalam hidupmu? Saat kamu sudah mampu melakukannya dengan konsisten, lihatlah perubahan besar apa yang terjadi dalam hidupmu!

3.    Targetkan sebuah Keterampilan Baru

Semakin dewasa umur kita, sudah sepatunya keterampilan kita bertambah. Banyak orang menua sekedar mengikuti alur tanpa mencoba memberdayakan diri. Padahal, ketika mau digali kita memiliki beragam potensi. Sekolahpun begitu, jangan sampai kamu sudah naik kelas namun level keterampilan kamu tidak bertambah.

Coba kamu lihat materi sekolahmu, adakah keterampilan yang mesti kamu kuasai? Menulis misalnya, membuat desain, melukis, membuat prakarya, atau berhitung. Bagi anak SMK tentu ada keterampilan khusus seperti menari, memasak, menguasai mesin, atau pemograman. Fokuskan dirimu untuk menguasai keterampilan yang telah kamu pilih, minta bantuan guru, belajar dari internet atau jika perlu kunjungi orang yang terkait dengan bidang itu secara langsung.

Keterampilan yang sedang kamu bangun mungkin tidak serta merta akan bermanfaat bagimu, tapi nanti setelah lulus keterampilan itu pasti akan sangat berguna bagi kehidupanmu.

4.    Beri Impact pada Orang Tuamu

Saat anak daring di rumah, tidak jarang orang tua mengeluhkan sikap putranya yang malas. Bangun pukul 09.00, mager di kamar, enggan membantu pekerjaan rumah, kadang malah ada yang kluyuran tidak jelas. Dari sudut pandang anak, kamu mungkin berpikir orang tuamu bawel, banyak mengatur dan tidak paham situasi dan kondisi anaknya.

Tidak ada yang sepenuhnya salah atau sepenuhnya betul, sudut pandang berbeda karena kamu dan orang tuamu menjalani peran yang berbeda. Tapi penting untuk kamu pahami, tidak ada salahnya kamu berupaya mendengar dan merenungi apa yang diucapkan oleh orang tuamu. Membantu orang tua, tidak saja meringankan beban mereka namun juga secara langsung mengajari kita terampilan hidup. Memasak, mencuci baju dan piring, menyapu itu semua tetap kamu butuhkan sampai kapan pun, baik laki-laki maupun perempuan.

Hal-hal yang nampak sederhana itu nantinya juga akan membuatmu lebih aware pada jerih payah orang tua. So, lakukan tidak saja sekedar ingin belajar keterampilan hidup, namun ladang pahala kita membantu orang tua. Klise? Tidak ada aktivitas menyenangkan orang lain itu klise. Setelah tanganmu lebih ringan membantu, lihatlah, bibir orang tuamu juga lebih ringan merekah, suaranya lebih halus padamu, dan tentunya suasana rumah akan lebih indah.


Posting Komentar

0 Komentar